Zeolit
merupakan senyawa aluminosilikat terhidrasi yang terdiri dari ikatan SiO4
dan AlO4 tetrahidra yang dihubungkan oleh atom oksigen untuk
membentuk kerangka. Pada kerangka zeolit, tiap atom Al bersifat negatif dan
akan dinetralkan oleh ikatan dengan kation yang mudah dipertukarkan. Kation
yang mudah dipertukarkan yang ada pada kerangka zeolit ini berpengaruh dalam
proses adsorpsi dan sifat-sifat thermal zeolit (Ozkan dan Ulku, 2008). Selain
jenis kation, kemampuan adsorpsi zeolit juga dipengaruhi oleh perbandingan
Si/Al dan geometri pori-pori zeolit, termasuk luas permukaan dalam, distribusi
ukuran pori dan bentuk pori (Ackley dkk., 2003; Gruszkiewicz dkk., 2005).
Struktur Dasar Zeolit (Thamzil, 2005) |
Zeolit merupakan material yang memiliki bentuk
kristal sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah dan
menjadikan luas permukaan zeolit sangat besar sehingga sangat baik digunakan
sebagai adsorben (Suardana, 2008). Zeolit terdapat secara alami di permukaan
tanah. Saat ini banyak jenis zeolit alam yang telah ditemukan dan dikelompokkan
berdasarkan kesamaan strukturnya. Meskipun zeolit sintetis juga telah banyak
diproduksi, namun zeolit alam tetap mempunyai peranan penting karena
ketersediaannya yang melimpah di alam, khususnya di Indonesia (Senda dkk.,
2006). Berbeda dengan zeolit sintetis yang strukturnya dapat diprediksi dari
senyawa penyusunnya, zeolit alam mempunyai struktur yang tidak selalu sama,
tergantung pada kondisi pembentukannya di alam. Oleh karena itu, pada
penggunaan zeolit alam sebagai adsorben dibutuhkan proses aktivasi. Proses
aktivasi ini diperlukan untuk meningkatkan sifat khusus zeolit dan
menghilangkan unsur pengotor (Rosita dkk., 2004). Proses aktivasi juga dapat
merubah jenis kation, perbandingan Si/Al serta karakteristik zeolit agar sesuai
dengan bahan yang akan diserap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar